tabe..

tabe Mori..!. selamat Datang....! wellcome....!!! Lejong tite bao Ko?

Selasa, 18 Januari 2011

Pio-pio wale Io, koe-koe Wale Oe

Suatu ketika, saat sekelompok orang manggarai sedang asik ganda-ganda tentang gaya hidup masa kini, salah seorang teman berceletuk; aku meseng heres keta nai, manga ca ase ata hitu di cain ce beo dite hoo, dion keta e. nggapi nggepas keta tombon, cama hia kanang ket kaeng atan ne tana hoo”. Lalu teman-temannya lain berkomentar; “ ole daku kole ta, sering mengalami dan memperhatikan hal ne nggitu selama hoo’! memang dion dite uwa leso hoo ge.
Berbicara tentang gaya hidup masa kini merupakan suatu pembicaraan yang selalu menjadi topik hangat setiap kali ada beberapa orang berkumpul. Gaya hidup modern, bagaimana bertingkah sebagai manusia modern, itu yang menjadi pilihan utama. Akan tetapi muncul sebuah pertanyaan, Seperti apakah gaya hidup modern itu?
Suatu saat, ada seorang pemuda manggarai berjalan di sebuah lorong di pasar. Secara tidak sengaja seorang Bapak tua yang sedang memikul barang menyenggolnya dan bapak tua itu jatuh. Akan tetapi pemuda itu, dengan gaya khasnya berkata: “ Oe.. hau ta, ngo nia keta mata de hau e, tua tara kawe masalah kole!” Bapak tua yang jatuh itu pun, sambil membereskan barang-barang yang jatuh berkata: “ ole, neka rabo ge Ite.
Cerita di atas merupakan sebuah kenyataan yang menceritakan bagaimana seorang pemuda manggarai berperilaku saat ini. Tidak ada lagi cirri khasnya sebagai orang manggarai. Budaya manggarai tidak lagi menjadi gaya khas pemuda manggarai itu. Dan hal inilah yang terjadi saat ini. Kehidupan generasi muda manggarai, sangat jauh dari identitas ke-manggarai-an. Tidak ada lagi perilaku yang menunjukkan dia sebagai orang manggarai. Yang terjadi adalah” aku adalah manusia modern, te manga kata – ITE – dalam kamus anak modern. Aku adalah orang yang modern, ai ikut gaya data barat.”
Semua unsur-unsur dalam budaya manggarai sekarang menghilang, dihilangkan, dan terhilang. Prinsip “ pio – pio wale io, koe – koe wale oe sudah tidak hilang dari diri seorang generasi muda manggarai. Yang terjadi sekarang: “ eme banta lata, walen ga ; ” ha! Coo e!. dan banyak lagi yang lainnya.
Identitas sebuah ke-MANGGARAI-an sudah mulai menghilang. Siapa yang harus peduli dan bertanggung jawab? Apakah orang tua, anak muda, pemerintah? Mari kita pikirkan bersama.

Moridewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

b